Perusahaan Amerika Serikat (AS), ExxonMobil Cepu Limited, akan melakukan pengeboran lima sumur infill carbonate dan dua sumur clastics di Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur, pada 2024—2026. Sebagai bagian dari rencana itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif telah meresmikan kegiatan tajak sumur infill dan clastic di Lapangan Banyu Urip pada Jumat lalu (1/3/2024).
“Saat ini direncanakan ada tujuh pengeboran. Jika dibandingkan delapan tahun lalu, tidak ada sama sekali pengeboran. Harapannya, lapangan clastic memiliki potensi yang sama dengan lapangan carbonat dengan potensi hingga 1 miliar barel,” ucap Arifin.
Exxon akan melaksanakan pengeboran di antara sumur produksi existing di lapangan Banyu Urip untuk mengambil minyak yang tak bisa diambil oleh sumur sebelumnya, sekaligus untuk membuktikan cadangan reservoir batu pasir atau clastics. Pengeboran ini diharapkan dapat menambah produksi minyak sebesar 42 juta barel. Saat ini Lapangan Banyu Urip berkontribusi sekitar 25 persen dari produksi minyak nasional.
Pertamina Temukan Cadangan Minyak 1,4 Miliar Barel Sepanjang 2023
Dalam sambutannya, Arifin menyebut Exxon mampu menjaga produksi di Blok Cepu secara optimal. Ladang minyak ini awalnya punya potensi 400 juta barel. Namun, sampai hari ini, Blok Cepu sudah menghasilkan 630 juta barel dan berpotensi hingga 1 miliar barel.
”Produksi di blok ini mulai menurun. Oleh karenanya, bersama pemangku kepentingan mendorong untuk menjaga produksi Banyu Urip,” imbuhnya.
Dia pun berharap, pengeboran sumur infill dan clastic akan menambah jumlah minyak sebanyak 20.000 hingga 30.000 barel per hari, sehingga bisa menahan laju penurunan produksi.
Pengeboran di Banyu Urip menggunakan anjungan dan peralatan yang dibuat di Indonesia dan dioperasikan oleh PT Pertamina Drilling Services Indonesia—anak usaha PT Pertamina. Sesuai rencana, kontraktor akan mengebor dua sumur infill carbonate dengan melakukan tie in ke fasilitas eksisting. Setelah itu, pengeboran tiga sumur infill carbonate dan dua sumur clastics akan dijalankan dalam rentang waktu sampai 2025. Pemerintah mengharapkan proyek ini onstream pada 2026.
“Proyek ini akan berkontribusi besar terhadap aspirasi yang kami dukung penuh, yaitu tercapainya target nasional produksi 1 juta barel minyak per hari pada awal 2030, yang sekaligus memperkuat keamanan energi nasional,” ujar Presiden ExxonMobil Indonesia Carole Gall.
Sementara itu Kepala SKK Migas menyampaikan bahwa produksi lapangan Banyu Urip telah melampaui terget dalam plan of development (POD). Dia lantas mengapresiasi Exxon dan Pertamina Drilling Service Indonesia karena mampu mempercepat pelaksanaan pengeboran yang awalnya bakal dimulai pada September tahun ini.
“Kami mendorong agar bisa dipercepat di bulan Februari 2024, Alhamdulillah 1 Maret 2024 bisa dilaksanakan,” katanya.
RI Incar Migas Venezuela, Pemilik Cadangan Minyak Terbesar di Dunia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.