Dunia film rasanya sedang berada di puncak kejayaan berkat kehadiran film-film dari berbagai genre yang menggemparkan, menyentuh, penuh misteri, hingga memanjakan mata penonton melalui sinematografi yang melebihi ekspektasi. Mulai dari Barbie, Oppenheimer, Killers of the Flower Moon, All Of Us Stranger, hingga Anatomy Of A Fall. Dan pada kuarter pertama 2024 ini, penantian tiga tahun terakhir bagi pecinta genre aksi science fiction terbayar tuntas dengan kehadiran Dune: Part Two karya Denis Villeneuve dan Jon Spaihts yang diadaptasi dari cerita milik Frank Herbert.
Her World telah merangkum Dune: Part Two untuk kamu yang masih bingung dan bimbang untuk menontonnya, simak berikut ini.
Dune: Part Two, beautiful, brutal, and beyond expectation
(Timothee Chalamet sebagai Paul Atreides. (Foto: Dok. IMDb)
And yes! Setelah penantian tiga tahun, kamu bisa kembali menyaksikan kisah Paul Atreides dan planet Arrakis dengan berbagai elemen baru termasuk kehadiran karakter yang akan membawa cerita bagian kedua ini semakin menarik dan komplit. Seperti yang dikatakan Denis Villeneuve dalam press tour bahwa film ini lebih cocok disebut sebagai bagian kedua atau kelanjutan kisah dari film pertama karena narasi dan cerita yang digunakan masih berdasarkan buku pertama Herbert 1965 yang untuk melanjutkan perkembangan kehidupan Paul Atreides, House of Harkonnen, termasuk keadaan Arrakis yang lebih genting dan mencekam. Like we know, Denis Villeneuve memilih membagi satu buku Frank Herbert menjadi dua bagian agar tidak kehilangan detail dan alurnya.
(Baca juga: Break the Internet! Penampilan Zendaya Selama Promosi Dune 2)
Dalam Dune: Part Two yang berdurasi 166 menit, hampir tiga jam ini Denis Villeneuve memamerkan kecerdasannya dalam narasi dan susunan scene yang luar biasa dengan konflik brutal dan melelahkan, memadukan fanatisme, konflik sosial, dan imajinasi yang lebih detail dari karya milik Herbert sekaligus menambahkan bumbu-bumbu drama yang berhasil membuat film kedua ini terasa lebih kompleks, kaya, dan menarik dibandingkan film pertamanya.
Film kedua ini, konflik utamanya berada dalam lingkaran Paul Atreides yang mulai hidup berdampingan dengan kaum Fremen dan dianggap sebagai “orang terpilih” karena kemampuannya yang bisa melihat masa depan dan menunggangi cacing pasir terganas. Termasuk perkembangan Paul Atreides yang menyimpan dendam terhadap House of Harkonnen yang telah meluluhlantakkan keluarga dan pemerintahan ayahnya. Selain itu, dalam film kedua ini kamu juga akan dibawa menahan napas untuk menikmati pertempuran sengit antara kaum Fremen dengan House of Harkonnen.
(Salah satu adegan di Dune: Part Two yang sudah bisa kamu saksikan di bioskop. (Foto: Dok. IMDb)
Di sisi lain, kamu juga akan dibuat terpana dengan kemampuan visual buah tangan Greig Fraser yang berhasil membawa latar gurun pasir kering dan terik itu menjadi arena kehidupan yang berdarah, berwarna, berhasil membawa setiap tempat terlihat seperti realitas yang benar-benar keluar dari ambang imajinasi. Mulai dari kostum yang luar biasa detail, makeup yang menggambarkan identitas karakter dengan jelas, hingga planet House of Harkonnen, Gledi Prime yang terlihat megah dan mencekam disaat yang sama.
Tentunya, visualisasi yang bagus ini didukung dengan keahlian Hans Zimmer sebagai komposer ternama dunia Hollywood yang sudah tidak perlu diragukan lagi. Hans Zimmer menghadirkan scoring terbaik dengan memaksimalkan kombinasi akting para cast, kostum dan visual, serta elemen teknis lainnya menjadi gambar bergerak yang memanjakan mata dan telinga penonton untuk menunjukkan identitas dari masing-masing bangsa tanpa terasa tergesa-gesa ataupun kasar sehingga penonton dapat menikmatinya dengan nyaman dan tidak merasa bosan sedikitpun.
Di film kedua ini juga kamu akan melihat ambisi Denis Villeneuve yang berhasil mentransformasikan visual dari novel Frank Herbert dengan apik dalam setiap adegan tanpa kehilangan identitasnya dan membawa warna baru melebihi ekspektasi para penggemar. Denis Villeneuve dan Jon Spaihts bersama tim produksi lainnya membuat gurun pasir yang semula kaku, kosong, dan terasa lemah di film pertama menjadi arena berdarah yang sengit dan memuakkan melalui nyawa dari kisah Dune itu sendiri, Paul Atreides dan kolaborasi karakter lainnya yang dimainkan dengan luar biasa.
Kolaborasi dan kombinasi yang pas ini membawa penonton tidak sabar dengan ide lanjutan dan meyakini bahwa Dune: Part Two merupakan pintu pertama yang epik untuk perang besar di masa depan yang disebut dengan Holy War dan konflik lain sosok Paul Atreides.
Wait… wait.. awalnya Dunia Dune itu gimana sih? Tenang, Her World akan menemani kamu mengenal World of Dune ini sejak kehadiran pertamanya, mulai dari:
The first breath of Dune
(Salah satu adegan di Dune: Part Two yang sudah bisa kamu saksikan di Bioskop. (Foto: Dok. IMDb)
Masih banyak yang bingung tentang identitas Dune nyatanya, terutama dengan serangkaian cerita dan latar belakang yang panjang. Penting untuk mengetahui bahwa kemunculan pertama dunia Dune dibawa oleh Frank Herbert dalam enam buku terbaiknya yang sampai saat ini diyakini sebagai karya sci-fi terbaik dalam sejarah. Frank Herbert bersama dunianya menghadirkan Dune sebagai fiksi ilmiah yang belum pernah dibayangkan sebelumnya. Buku pertamanya terbit pada 1965 yang menggambarkan dunia baru yang futuristik dengan berbagai konflik ketika manusia telah menyebar ke berbagai planet di galaksi. Dalam novel tersebut, Herbert memperkenalkan planet Arrakis, yang kemudian menjadi titik utama rangkaian kisah itu berlanjut dan dikenal sebagai Dune. Dalam komposisinya, Arrakis merupakan planet gurun yang dipenuhi dengan sumber daya yang sangat berharga, yaitu rempah-rempah melange atau spices yang sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan hidup manusia.
Seiring dengan kesuksesan buku pertama, Herbert melanjutkan perjalanan epiknya dengan menulis enam novel lain yang melanjutkan kisah Dune. Setiap buku tidak hanya merampungkan kehidupan Arrakis dan orang-orang yang hidup di dalamnya, tetapi membawa setiap pembaca dalam pembahasan mendalam tentang politik, keyakinan, kebencian, dinasti yang kotor, hingga peperangan keluarga yang sudah terjadi for over centuries membuat kisah Dune membawa berbagai konsep filosofis sosial yang menggali kehidupan manusia di galaksi tersebut. Dalam dunia ini, Frank Herbert mengeksplorasi kehidupan manusia dari berbagai sisi yang brutal dan menyenangkan dalam waktu bersamaan yang menjadikan Dune bukan sekadar cerita petualangan, melain refleksi mendalam tentang manusia.
Seperti yang dikatakan para kritikus sastra dan film bahwa Dune adalah karya fiksi ilmiah yang memiliki dunianya sendiri yang bisa dinikmati dan dilihat melalui berbagai sudut pandang dengan kemegahan cerita dan karakter kuat yang membuatnya dijuluki sebagai the most unfilmable story! Kamu perlu tahu bahwa sebelum Denis Villeneuve dan Jon Spaihts menggarap film ini, sudah terdapat beberapa sutradara dan director lain yang mencoba membawa kisah Arrakis milik Frank Herbert ini ke dalam layar lebar. Namun sayangnya, dari sekian banyak percobaan belum ada hasil yang dianggap benar-benar berhasil menghadirkan elemen-elemen yang sudah Herbert sediakan dalam novel-novelnya.
(Baca juga: 6 Aktor Besar Ini Bikin Film Dune Wajib Kamu Tonton)
Denis Villeneuve dan ambisinya
(Salah satu adegan di Dune: Part Two yang sudah bisa kamu saksikan di Bioskop. (Foto: Dok. IMDb)
Dalam kesempatannya, Denis Villeneuve seorang sutradara dan penulis berkebangsaan Perancis-Kanada yang juga pemenang Oscar dan dikenal dengan karya-karya besarnya seperti Arrival dan Blade Runner 2049 dengan tim produksinya yang berkualitas dianggap mampu untuk mengarahkan adaptasi ini. Dengan visinya yang kuat dan kecintaannya pada genre sci-fi, Denis Villeneuve harus menghadapi ekspektasi tinggi dari para penggemar Arrakis untuk membawa kemegahan yang rumit itu ke dalam layar lebar.
Membawa nama-nama besar dalam aktor dan aktris A-list dari Hollywood seperti Timothee Chalamet, Zendaya, Rebecca Ferguson, Oscar Isaac, Stephen McKinley, Jason Momoa, hingga sosok Stellan Skarsgård yang akan menjadi villain dan lawan berdarah Oscar Isaac membuat film Dune – mengambil judul sama dari cerita milik Frank Herbert – sangat dinantikan. Banyak orang ingin menantikan bagaimana Denis Villeneuve membawa ambisi dan kreativitasnya tanpa melukai kisah asli Arrakis milik Frank Herbert.
Dan berkat kekuatan narasi, keterampilan dalam memanfaatkan teknologi, serta kolaborasi yang epik, Denis Villeneuve berhasil menyapa para penggemar Dune pada 2021 dengan bagian pertama cerita yang diambil dari buku 1965 dengan judul sama yang menggambarkan komposisi, latar belakang, dan kehidupan awal konflik di Arrakis dapat dinikmati melalui layar film.
Dune: Part One (2021) the epic execution
(Salah satu adegan di Dune: Part Two yang sudah bisa kamu saksikan di Bioskop. (Foto: Dok. IMDb)
Film ini dianggap sebagai permulaan kisah yang mengesankan dengan permainan sinematografi yang memanfaatkan kecanggihan teknologi membuat setiap detail dan imaji tentang Arrakis berhasil disampaikan dalam bentuk visual terbaik dari karya-karya adaptasi sebelumnya. Film ini menyapa dengan memperkenalkan Arrakis sebagai planet gurun yang menjadi sumber daya penting dalam keseimbangan galaksi, terutama karena kandungan rempah-rempah melange atau spices yang sangat berharga dan berkhasiat.
Sebagai awalan untuk membawa penonton dalam kisah Arrakis yang kaya dan rumit, Denis Villeneuve berhasil mengenalkan masing-masing klan yang akan memiliki kepentingan untuk mempertahankan kejayaan mereka. Mulai dari House of Harkonnen, House of Corrino, House of Atreides, kehidupan Bene Gesserit dan suku Fremen sebagai suku asli Arrakis. Konflik utama dalam film ini adalah perang berdarah dan brutal yang terjadi antara House of Harkonnen dan House of Atreides yang menyebabkan House of Atreides dalam kehancuran terutama setelah kematian sang raja yang mengerikan.
Sekaligus mengenalkan sosok utama dalam rangkaian sci-fi ini, sosok Paul Atreides sang putra mahkota dari House of Atreides yang masih belum menemukan jati dirinya juga belum mampu menguasai kemampuan turun-temurun dari kedua orang tuanya. Timothee Chalamet berhasil memberikan aksi terbaiknya untuk memerankan karakter Paul Atreides yang terlihat tenang dengan tatapan yang tidak terbaca. Film ini kemudian selesai dengan adegan berlanjut yang menunjukkan adanya bagian kedua atau sequel untuk melihat transformasi Paul Atreides dan masa depan Arrakis.
Tak heran jika film ini masuk jajaran Box Office dan apresiasi tertinggi patut diberikan kepada Denis Villeneuve dan Jon Spaihts beserta jajaran casting dan tim produksi yang berhasil membawa keindahan karya Frank Herbert ke layar lebar.
Bagi kamu yang belum menonton ataupun belum pernah membaca novel Dune karya Frank Herbert, kamu bisa memulainya dengan menikmati bagian pertama Dune (2021) yang masih tersedia melalui Netflix! And let us know about your opinion setelah menontonnya ya!
(Penulis: Adila Firani)