Sejarah mencatat bahwa Institut Teknologi Bandung alias ITB adalah kampus yang melahirkan arsitek perempuan pertama Indonesia.
Pada suatu pagi di bulan Februari 1962, suasana bahagia terasa di ruang pameran bagian arsitektur, Departemen Perencanaan dan Seni Rupa ITB. Sebabnya, sedang diadakan upacara kelulusan atas beberapa mahasiswa yang telah resmi menyelesaikan pendidikannya.
Menurut laporan surat kabar Merdeka, saat itu terhadap 8 orang insinyur arsitektur yang mengikuti upacara. Dalam acara tersebut, turut hadir para dosen penguji serta Ketua Jurusan Arsitektur, Prof. Ir. VB van Romondt.
Kedelapan orang arsitek arstektur yang resmi lulus adalah Soehardjo, Adjat Soedradjat Soedirahardja, Doddy Zartini Zahar, R Asikin Natalegawa, Armansjah, Salmon Kodijat, R Slamet Wirasendjaja, dan Tan Yong Djet. Dari nama-nama tersebut, bisa dibilsnv Doddy Zartini adalah yang paling spesial.
Mengapa demikian? Sebab, Doddy adalah satu satunya perempuan, sekaligus jadi arsitek perempuan pertama didikan Indonesia.
Ilmuwan Unpad Bikin Plester Canggih untuk Sariawan, Bisa Luruh Sendiri di Mulut
Apresiasi untuk Arsitek Perempuan Pertama
Saat ini, jurusan arsitektur di ITB masuk dalam Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK). Meski SAPPK baru didirikan pada 2005, pembelajaran arsitektur di ITB sendiri sudah berlangsung lama. Saat Doddy lulus saja jumlah arsitek di Indonesia diketahui ada lebih dari 100 orang.
“Sebagai tamatan nomor 101, sdr. Doddy Zartini Zahar merupakan suati permulaan yang baik bagi bilangan ratusan jang kedua berikutnja. Demikian sambutan ketua bagian Arsitektur Institut Teknologi Bandung Prof. Ir. VB van Romondt atas lulusnja 8 orang insinjur arsitektur pada bagian tsb pada Senin pagi,” demikian petikan isi laporan Merdeka.
Doddy merupakan perempuan kelahiran Bogor dan mulai kuliah pada tahun 1954. Saat ia masuk, ITB masih menjadi bagian dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Bagi Doddy, sudah tentu lulus dan mendapat predikat insinyur dari ITB bukanlah hal yang mudah. Ada banyak perjuangan di baliknya. Seperti mahasiswa masa kini, Doddy harus melewati sederet ujian akhir.
Awalnya, ada 11 mahasiswa yang menempuh ujian akhir, namun yang berhasil lulus hanya 8 orang di mana Doddy adalah salah satunya.
Doddy dan para lulusan lainnya mendapat sebuah pesan penting dari van Romondt. Mereka diminta untuk menggunakan ilmunya agar bermanfaat bagi masyarakat.
“Saudara-saudara harus membuat sedemikian rupa agar masyarakat kita berjiwa arsitektur. Dan ini adalah percobaan yang berat apakah saudara telah mempergunakan studi saudara dengan sungguh-sungguh atau tidak,” kata van Romondt.
Mau Kuliah Gratis Satu Semester? UGM dan Unair Punya Programnya
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.