Bola.com, Surabaya – Pelatih Persebaya Surabaya, Paul Munster, geleng-geleng kepala ketika mendengar sanksi yang diberikan untuk Wahyudi Hamisi. Pemain PSS Sleman itu hanya mendapat hukuman larangan bertanding sebanyak tiga laga dan denda Rp25 juta dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.
Wahyudi Hamisi kedapatan melakukan tendangan ke arah kepala Bruno Moreira dalam pertandingan pekan ke-27 BRI Liga 1 2023/2024, Minggu (3/3/2024). Persebaya Surabaya pun sudah bergerak dengan mengirim surat laporan.
Sanksi ini mendapat respons miring di media sosial. Banyak yang menyayangkan Wahyudi Hamisi hanya mendapat sanksi ringan. Padahal, dia telah melakukan pelanggaran serius dengan mengancam keselamatan pemain lain.
“Saya terkejut ketika mendengarnya. Ini menggelikan. Anda tahu, jika seseorang melakukan ini di jalan, Anda setidaknya akan dipenjara selama tiga tahun,” kata pelatih Persebaya Surabaya, Paul Munster, Minggu (10/3/2024).
Berita Video, David da Silva menjadi salah satu aktor kemenangan Persib Bandung kontra Persebaya di BRI Liga 1 2023/2024. Namanya masuk ke dalam 3 Gol Terbaik di Paham Bola
Nama Wahyudi Hamisi masih menjadi target kecaman seluruh pecinta sepak bola Indonesia. Aksinya dalam pertandingan melawan Persebaya Surabaya berpotensi membuat Bruno cedera dan bahkan mengancam nyawa.
Mulanya Bruno sedang tersungkur kesakitan, setelah kakinya ditendang dari belakang oleh bek lawan di menit ke-16. Dalam situasi itu, ada gelandang Ripal Wahyudi yang mendribel terlihat ingin menjauhkan bola.
Wahyudi Hamisi berusaha merebut bola, tapi dia melepas sepakan yang akhirnya mengarah ke kepala Bruno. Sontak saja, wasit Ginanjar Rahman Latief meniup peluit semua pemain Persebaya melakukan protes keras atas aksi brutal itu.
Pertandingan sempat terhenti sekitar dua menit karena pemain kedua kesebelasan terlibat adu mulut. Yang terjadi kemudian, Wahyudi Hamisi hanya menerima kartu kuning saja.
“Jadi, tiga pertandingan. Apa yang bisa saya katakan tentang situasi ini? Ini memalukan. Ini tidak menjadi contoh bagi siapa pun di semua liga, Liga 1, Liga 2, atau Liga 3. Bukan contoh bagus untuk situasi ini,” imbuh Paul Munster.
Wahyudi Hamisi sendiri selalu membuat penyampaian permintaan maaf setelah melakukan aksi brutal. Itu pun setelah mendapat tekanan publik. Tapi, nyatanya dia tetap mengulangi tindakan tidak sportif dan tidak mendapat sanksi tegas.
Bukan yang Pertama
Apalagi, ini bukanlah kali pertama bagi Wahyudi Hamisi melakukan aksi brutal. Pemain bernomor punggung 33 itu juga pernah melakukan tindakan brutal di stadion yang sama sekitar lima tahun yang lalu.
Peristiwa itu terjadi saat Wahyudi Hamisi masih berseragam Borneo FC di Liga 1 2018. Saat itu, Pesut Etam melakoni lawatan dalam laga pekan ke-25 di markas Persebaya Surabaya di Stadion GBT pada 13 Oktober 2018.
Secara brutal, Wahyudi Hamisi melakukan tekel horor dengan menjepit kaki pemain asal Argentina itu di menit ke-15. Hal itu langsung membuat Robertino mengerang kesakitan dan ditandu keluar.
Wahyudi Hamisi juga hanya mendapat kartu kuning. Apa yang dilakukannya berdampak fatal karena Robertino mengalami mengalami patah tulang betis kiri dan robek otot ligamen.
Robertino pun mendapat cedera paling parah yang pernah dialaminya selama karier profesional. Dia mulanya hanya divonis tidak bisa menyelesaikan musim kompetisi, tapi dia memutuskan pensiun karena tidak mendapat klub baru di musim 2019.