Dampak dari pandemi COVID-19 terhadap sektor ekonomi kreatif Indonesia sangat besar. Namun, hal ini telah menciptakan tren yang lebih dinamis dan berkembang dalam ekonomi kreatif.
Jika tren pariwisata menekankan pada pengalaman liburan yang bermakna, tren ekonomi kreatif pada tahun 2024 sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi yang cepat. Hal ini mendorong para pelaku ekonomi kreatif untuk terus berkembang agar dapat bersaing di pasar global.
Angela Tanoesoedibjo, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Wakabaparekraf), menyatakan bahwa ada empat tren yang diprediksi akan mengalami pertumbuhan pesat dalam ekonomi kreatif pada tahun 2024. Tren-tren tersebut mencakup bidang audio visual, game mobile, industri musik, dan kolaborasi.
Dengan memanfaatkan secara optimal semua sumber daya yang tersedia untuk mengikuti perubahan tren-tren ekonomi kreatif tersebut, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, inklusivitas, dan keberlanjutan sektor ekonomi kreatif di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat menciptakan 4,4 juta lapangan kerja pada tahun 2024.
Indonesia Sukses Prakarsai Resolusi PBB untuk Ekonomi Kreatif
Musik Lokal yang Kian Maju
Subsektor musik diprediksi akan menjadi yang mengalami pertumbuhan tertinggi tahun ini. Hal ini tidak lepas dari banyaknya platform musik baru yang menjadi wadah bagi para musisi untuk berkreasi.
Dilansir dari Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia 2023/2024, pertumbuhan streaming musik di berbagai platform mencakup 90,6% dari total pendapatan subsektor musik, yang mencapai 75,4 juta dolar.
Yang juga menarik, subsektor musik diprediksi akan terus berkembang sepanjang tahun 2024. Hal ini disebabkan oleh banyaknya musisi dari berbagai daerah di Indonesia yang kembali merilis musik dengan menggunakan bahasa Indonesia, bahkan bahasa-bahasa daerah yang menjadi daya tarik dan keunikan tersendiri.
Prambanan Jazz Kembali Hadir di 2024, Bawa Semangat Pelestarian Budaya dan Pemajuan Wisata
Audio Visual dan Kontribusi Generasi Muda
Kehadiran audio visual sebagai salah satu tren dalam ekonomi kreatif tahun 2024 tidak bisa dilepaskan dari minat yang besar dari generasi muda dalam menciptakan berbagai jenis konten video. Terlebih lagi, saat ini ada banyak platform audio visual yang mudah diakses dan gratis, yang seolah-olah mendukung peran anak muda untuk lebih kreatif dalam menciptakan konten-konten berkualitas.
Tidak hanya itu, popularitas audio visual dalam tren ekonomi kreatif juga didorong oleh peningkatan minat masyarakat terhadap film dan serial lokal melalui layanan over the top (OTT). Fakta ini disokong oleh survei Jakpat yang menunjukkan bahwa film atau serial Indonesia menempati peringkat kedua dengan angka 69%, setelah serial Korea Selatan (72%).
Kemunculan tren audio visual terkait erat dengan meluasnya konten pendek (short-form content) dan podcast visual yang banyak tersedia di platform media sosial. Jika dikembangkan dengan optimal, tidaklah mustahil bahwa di masa depan akan ada banyak kreator yang menghasilkan konten audio visual berkualitas yang dapat dinikmati oleh banyak orang.
Perempuan Kian Miliki Peran Penting dalam Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Gim Ponsel yang Menjadi Profesi
Dengan pertumbuhan yang terus positif, adalah wajar jika industri mobile games termasuk dalam daftar tren ekonomi kreatif tahun 2024. Lebih lagi, tahun sebelumnya banyak game lokal yang mencapai kesuksesan besar, dengan keuntungan rata-rata di atas 400 ribu hingga 3,2 juta dolar.
Fakta bahwa Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai pasar mobile game terbesar berdasarkan unduhan Google Play menunjukkan betapa pentingnya industri game di negara ini. Selain menjadi hiburan, perkembangan tren mobile games juga membuka peluang lapangan kerja yang menjanjikan di masa depan.
Untuk mendukung industri pengembangan game lokal, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menyambut baik diterbitkannya Perpres Nomor 19/2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem dan industri game lokal yang dibuat di Indonesia.
Kolaborasi untuk Kepentingan Bersama
Terdapat total 17 subsektor ekonomi kreatif di Indonesia yang terus mengalami perkembangan. Banyak dari subsektor ini memiliki potensi untuk menciptakan tren baru dalam ekonomi kreatif melalui kolaborasi antar subsektor tersebut.
Contohnya, kolaborasi antara subsektor fesyen dan subsektor kuliner, subsektor film dan subsektor musik, atau subsektor arsitektur dan subsektor seni pertunjukan. Melalui kolaborasi-kolaborasi semacam itu, dapat diciptakan nilai tambah yang signifikan dan membuat sektor ekonomi kreatif di Indonesia semakin beragam dan kaya.
Kolaborasi antara subsektor fesyen dan subsektor kuliner telah menghasilkan produk-produk yang memiliki daya saing yang kuat. Sebagai contoh, kolaborasi antara jenama sepatu lokal, Sage Footwear, dengan minuman kemasan, Teh Botol Sosro, merupakan salah satu hasil dari kolaborasi tersebut.
Indonesia-Australia Sepakat Tingkatkan Kerja Sama untuk Giatkan Sektor Parekraf
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News