Budaya makan sambil menonton sudah menjadi kebiasaan di berbagai belahan dunia. Rasa-rasanya, kedua aktivitas ini rasanya sulit dipisahkan.
Setidaknya, adegan mengunyah camilan sembari menonton sinema ditampilkan minimal sekali dalam film atau drama yang kita saksikan. Sadar atau tidak, seseorang pernah makan sambil menonton sekali seumur hidup.
Ramai pula meme makanan seseorang yang keburu dingin akibat terlalu lama mencari tontonan, sebelum mulai makan di platform X. Fenomena tersebut adalah bukti populernya budaya makan sambil menonton di kalangan mayoritas masyarakat.
Jika Kawan tim yang kalau makan wajib sambil ditemani tontonan juga, kira-kira apakah kamu pernah memikirkan apa alasannya?
Sebagai Teman Makan
Walaupun makan sendiri sudah lumrah dilakukan. Namun, untuk membuat suasana lebih hidup, tontonan sering menjadi pilihan untuk menemani tiap suapan. Selain ada latar belakang suara yang mengenyahkan sepi, ada yang menghibur juga selama menikmati makanan. Perut kenyang dan mood pun ikut stabil, karena dapat asupan hiburan.
Menonton Film sebagai Media Terapi Psikologi
Penelitian oleh University of Oxford membuktikan bahwa orang yang makan sambil berinteraksi dengan seseorang akan lebih bahagia dan puas dalam hidupnya. Interaksi dengan media seperti film, drama, dan konten berbasis video lainnya biasa jadi rujukan pengganti interaksi dengan manusia lain. Ada pula yang menjadikan tontonan sebagai topik untuk berinteraksi dengan teman selama makan.
Terbiasa Multitasking
Dilansir Verywell Mind, otak manusia yang terbiasa multitasking lebih susah fokus ke satu tugas meskipun mereka sedang tidak harus melakukannya. Bahkan, terbiasa melakukan lebih dari satu aktivitas dalam satu waktu ikut mempengaruhi kebiasaan makan seseorang. Multitasking person cenderung membutuhkan aktivitas lain saat makan seperti menonton, mendengarkan musik, membaca buku dan lain-lain. Sebab, otaknya mudah terdistraksi.
Untuk orang-orang si paling multitasking ini, salah satu alternatif aktivitas saat makannya pasti sambil menonton. Baik film berdurasi panjang atau sekedar scroll fyp TikTok pun bisa jadi pilihan selama mengisi perut.
Otak mereka akan lebih familiar saat fokus terbagi atas makan dan menonton daripada hanya makan saja. Alasannya karena di keseharian, mereka tidak terbiasa memusatkan perhatian untuk satu aktivitas.
Tidak Banyak Waktu Luang
Bukan karena sulit fokus maupun suka berinteraksi saat makan, hanya saja beberapa orang tidak punya waktu untuk menonton lagi selain saat makan. Untuk orang super sibuk seperti ini, jam makan sering dimanfaatkan juga sebagai waktu bersantai. Cara instan seseorang untuk memanfaatkan waktu luang mereka salah satunya adalah dengan menonton sesuatu.
Orang yang jam kerjanya padat juga biasa mencuri waktu luang di perjalanan pulang atau berangkat untuk menonton acara kesukaan mereka. Saat waktu tidak banyak, kecenderungan untuk memaksimalkan segala waktu yang dimiliki berjalan seefisien mungkin makin tinggi. Kecenderungan tersebut mengakibatkan kegiatan makan dan menonton dilakukan bersamaan.
Halloween Sudah Berlalu, Sempat Menonton 5 Film Horor Indonesia Ini?
Ingin Selalu Produktif
Melakukan dua atau lebih pekerjaan sekaligus sering dianggap lebih produktif dan membawa performa diri lebih maksimal. Orang yang selalu ingin produktif cenderung tetap ingin menghasilkan sesuatu, bahkan saat makan.
Konten edukasi, podcast politik, atau berita dalam media visual sering jadi pilihan. Mereka percaya waktu makan bakal jadi lebih produktif jika diisi dengan konten yang isinya “daging” semua.
Mengutip dari Connected Mindset, beberapa orang merasa harus selalu produktif dan selalu bernafsu untuk menyelesaikan segala sesuatu. Seseorang yang mengalami keadaan tersebut akan merasa lebih senang jika melakukan beberapa to-do list hariannya dalam satu waktu. Misalnya menggabungkan aktivitas makan dengan menonton konten edukasi yang sudah dijadwalkan.
Mudah Bosan
Rasa bosan sering dianggap sebagai sesuatu yang salah dan harus segera dihilangkan. Salah satu hormon yang bekerja untuk mengatasi rasa bosan ini ialah dopamin. Tubuh yang sering melepas dopamin akan mudah bosan dengan aktivitas seperti makan, mandi, bersih-bersih rumah, dan sejenisnya. Tontonan sering jadi selingan agar rasa bosan saat makan cepat hilang. Konten hiburan yang seru sering dipilih oleh tipe orang yang mudah bosan.
Dari 5 alasan di atas, mana nih yang paling menggambarkan Kawan GNFI?
Referensi:
- University of Oxford News. Social Eating Connects Community. https://www.ox.ac.uk/news/2017-03-16-social-eating-connects-communities. Diakses pada 24 Oktober 2024.
- Verrywell Mind. How Multitasking Affects Productivity and Brain Health. https://www.verywellmind.com/multitasking-2795003. Diakses pada 24 Oktober 2024.
- Connected Mindset. Why Do I Feel The Need to Be Productive. https://www.connectedmindsets.com/blog/why-do-i-feel-the-need-to-be-productive. Diakses pada 24 Oktober 2024.
- Rupa Health. How to Regulate Your Dopamine Levels Naturally. https://www.rupahealth.com/post/how-to-regulate-your-dopamine-levels-naturally. Diakses pada 24 Oktober 2024.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News