Jakarta (ANTARA) – Juara dunia kelas ringan super putri (63,5 kg) World Boxing Council (WBC) Chantelle Cameron mengosongkan gelar juaranya sebagai bentuk protes terhadap aturan tinju putri yang tidak sama dengan putra.
WBC dalam keterangan melalui laman resminya yang dipantau di Jakarta, Selasa, menyatakan bahwa telah menerima pemberitahuan resmi tentang keputusan Chantelle Cameron mengosongkan gelar miliknya.
Keputusan Cameron untuk melepaskan sabuk juaranya bermula dari penolakannya terhadap mandat WBC yang mewajibkan putri bertanding dalam ronde dua menit.
Baca juga: Juara dunia Amanda dan Erika bertarung ulang dengan aturan tinju putra
Petinju asal Inggris itu menganggap keputusan tersebut tidak adil sehingga dia memilih mengosongkan gelar juara dunia sebagai bentuk protes terhadap peraturan tinju putri.
Chantelle yang memegang rekor tinju profesional 21 kemenangan dan 1 kekalahan menuntut hak untuk bertarung dalam ronde tiga menit per ronde seperti rekan-rekan pria.
WBC menyatakan, keputusan Cameron muncul di saat petinju 34 tahun itu terus memperjuangkan kesetaraan dan keadilan dalam tinju Wanita, sebuah sikap yang melampaui olahraga itu sendiri.
WBC sangat menghargai profesionalisme, keberanian, dan kontribusi Chantelle terhadap prestise organisasi itu dan mendoakan yang terbaik bagi Chantelle dalam semua usahanya di masa depan, baik di dalam maupun di luar ring.
Baca juga: Mikaela Mayer ungguli Mary Spencer untuk jadi juara dunia WBA
Chantelle mengikuti jejak Amanda Serrano yang melepaskan gelar WBC-nya pada Desember 2023, setelah pihak WBC menolak mengizinkannya bertanding dalam pertandingan dengan aturan yang sama dengan tinju pria, yaitu 12 ronde tiga menit.
Kebanyakan pertarungan perebutan gelar juara wanita berlangsung 10 ronde, masing-masing berdurasi dua menit, dan Chantelle adalah salah satu dari lebih dari dua sekian petinju, termasuk Serrano, yang meluncurkan kampanye pada tahun 2023 untuk mendapatkan pilihan bertanding di bawah aturan yang sama dengan pria.
Presiden WBC Mauricio Sulaiman telah menyatakan sebelumnya pada 2023 bahwa mereka tidak akan menyetujui 12 ronde tiga menit dalam pertandingan putri.
“(Dalam) tenis, putri bermain 3 set, (dalam) bola basket, keranjangnya lebih pendek dan bolanya lebih kecil, dan itu bukan olahraga kontak. Kami mengutamakan keselamatan dan kesejahteraan para petarung,” tulis Mauricio dalam akun media sosialnya.
Baca juga: Johnson hadapi Galle untuk pertahankan juara dunia tak terbantahkan
Penerjemah: Aloysius Lewokeda
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.