Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia menggelar Konferensi Musik Indonesia (KMI) tanggal 8-11 Oktober 2025 di The Sultan Hotel & Residence Jakarta. Seluruh rangkaian acara dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” di Golden Ballroom (08/10).
Momen pembukaan Konferensi Musik Indonesia 2025 / Dok. Pohan
Di hari pertama ini telah hadir Dr. Fadli Zon, M.sC. selaku Menteri Kebudayaan Republik Indonesia yang memberikan kata sambutan. “Konferensi ini merupakan satu kelanjutan dari perjalanan, sebuah journey yang panjang dari Ambon tahun 2018, Bandung 2019, dan kini di Jakarta 2025 dengan tema besar ‘Satu Nada Dasar’. Melalui semangat ini, kita berkumpul bersama untuk menjadikan musik, ekosistem musik sebagai engine of growth yang bernilai dan berkontribusi bagi ekonomi, budaya, berdaya, dan juga diplomasi yang bermakna,” ungkapnya.
Selain Fadli Zon, Wakil Menteri Kebudayaan Indonesia Giring Ganesha yang didampingi oleh Utusan Khusus Presiden RI Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad memaparkan tentang agenda KMI selama 4 hari dan mengambil kesempatan untuk mengenang Glenn Fredly dalam Sekapur Sirih.
“Kita akan membicarakan, seorang sahabat kita yang selama ini selalu merangkul. Merangkul semua musisi Indonesia dengan penuh cinta, kasih sayang, gak pernah marah, selalu kalau musisi muda selalu dikasih motivasi,” kata Giring.
Giring langsung menanyakan ke Raffi Ahmad apa yang paling diingat dari Bung Glenn. Raffi menceritakan pengalamannya, saat berusia sekitar 15-16 tahun pernah menjadi bagian dari videoklip Bung Glenn.
“Glenn Fredly pernah berkata, musik adalah suara hati rakyat. Dari musik, apa pun itu bisa kita ekspresikan, bisa kita perjuangkan. Dan hari ini, rasa-rasanya salah satu yang harus kita perjuangkan adalah meneruskan apa yang sudah Bung Glenn perjuangkan. Saya juga di sini sangat berharap, kita tahu industri musik kita akan terus maju, dan meskipun sekarang ada dinamika, dan rasa-rasanya ini bisa kita selesaikan. Saya juga berterima kasih, ini juga pesan dari Pak Presiden, khususnya untuk seluruh teman-teman senior-senior, musisi, komposer, pencipta lagu. Kami juga dari pemerintah, teman-teman di DPR, kita sama-sama ingin menyelesaikan semua ini karena saya yakin bahwa musik adalah satu digital value, yang tidak bisa dinilai dengan apa pun. Jadi rasa-rasanya, musik harus selalu hidup, bukan hanya di sini, tapi di hati kita,” jelas Raffi.
Barry Likumahuwa dan para musisi membawakan lagu-lagu Glenn Fredly di KMI 2025 / Dok. Pohan
Sebelum Barry Likumahuwa dan para musisi membawakan lagu-lagu Bung Glenn untuk menutup keseluruhan acara Pembukaan KMI 2025, Giring mengakhiri pidatonya dengan cerita kenangan di Ambon hingga mengajak teman-teman musisi melanjutkan cita-cita dan juga cinta perjuangan Bung Glenn.
“Begitu banyak hal yang saya ingat dari Bung Glenn. Dia kalau ketemu selalu hangat, meluk. Kalau saya perhatiin, dia melakukan itu ke semua orang. Kita waktu itu masih junior, tapi selalu didukung. Saya masuk politik aja, beliau yang dukung. Teman-teman, saya yakin orang yang pernah disentuh Bung Glenn sampai detik ini tau bahwa ini adalah mimpinya beliau. Oleh karena itu, mari lah kita lanjutkan lagi. Saya yakin, musik itu bukan hanya sekedar lagunya menjadi kenangan, tetapi musik itu pastinya juga punya nilai sendiri. Yang paling terpenting musik bisa jadi legasi dan musik bisa mempersatukan bangsa dan dunia. Jadi, ayo kita sama-sama berjuang untuk musik Indonesia dengan baik semuanya,” tutup Giring.