WartapalaIndonesia.com, MAKASSAR – Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) menggelar kuliah umum bertema “Air Langit: Sumber Daya yang Terabaikan” Di Aula Prof. Dr. H. Sirajuddin Beku, lantai 2 FKM Unhas. Pada 11-12 November 2025.
Hadir sebagai narasumber adalah Ketua Yayasan Sekolah Air Hujan Banyu Bening, Sriwahyuningsih, S.Ag.
Dekan FKM Unhas, Prof. Sukri Palutturi dalam sambutannya menegaskan pentingnya inovasi dan kemandirian dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Ia menilai, air hujan adalah potensi besar yang belum dimanfaatkan optimal di Indonesia, padahal dapat menjadi solusi atas krisis air bersih di berbagai daerah.
“Air hujan adalah anugerah yang belum banyak kita olah dengan bijak. Jika dikelola dengan teknologi dan kesadaran yang tepat, ia bisa menjadi sumber kehidupan dan kemandirian bagi masyarakat,” ujar Prof. Sukri.
Dalam materinya berjudul “Air Hujan: Sumber Kehidupan dan Daya Lenting Masyarakat terhadap Perubahan Iklim”, Sriwahyuningsih memperkenalkan Konsep 5M sebagai pendekatan berkelanjutan dalam pengelolaan air hujan dengan SOP (Standar Operasional Prosedur). 5 M tersebut adalah Menampung, Mengolah, Minum, Menabung dan Mandiri.
Menurutnya, air hujan tidak seharusnya dianggap sebagai limbah, melainkan sebagai sumber daya yang dapat memperkuat ketahanan air, ekonomi, sosial, dan kesehatan masyarakat.
“Air hujan bukan sekadar air yang jatuh dari langit, tetapi berkah yang membersihkan polutan di udara, untuk bisa menyelamatkan bumi bila dikelola dengan ilmu dan kesadaran,” tegasnya.
Dalam presentasinya, ia juga menjelaskan penerapan teknologi sederhana dan ramah lingkungan seperti Instalasi Lumbung Air Hujan (ISLAH), sumur resapan, dan biopori yang bisa diterapkan di rumah tangga.
Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa air hujan yang diolah dengan metode tepat—seperti elektrolisis atau paparan sinar UV—dapat memenuhi standar bakteriologis dan kimiawi air minum sehat.
Lebih jauh, Sri Wahyuningsih menyoroti pentingnya edukasi publik untuk mengubah paradigma masyarakat terhadap air hujan, dari yang semula dianggap “air kotor, mengakibatkan sakit, mengandung Mikroplastik” menjadi sumber air bersih bernilai tinggi yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan sebagainya.
Kuliah umum ini dimoderatori oleh Dr. Hasnawati Amqam, SKM., M.Sc., dosen Departemen Kesehatan Lingkungan FKM Unhas. (*).
Kontributor || AJ. Purwanto
Editor || Ahyar Stone, WI 21021 AB
Kirim tulisan Anda untuk diterbitkan di portal berita Pencinta Alam www.wartapalaindonesia.com || Ke alamat email redaksi Wartapala Indonesia di wartapala.redaksi@gmail.com || Informasi lebih lanjut : 081333550080 (WA)