Sejak akhir tahun 2024 lalu Tuan Tigabelas mempersiapkan album baru dengan mengunggah audiovisual catatan perjalanan di kanal YouTube. Perjalanan pertama sang album dimulai dari video “Talari” untuk mengajak penonton masuk ke isi kepalanya, menceritakan bagaimana karyanya terbentuk, siapa yang menginspirasi, situasi apa yang memengaruhi, dan apa tujuan karyanya dibuat. Di mana “Talari” juga menjadi nama single yang beredar 2 hari setelah video tersebut diunggah.
Januari 2025, musisi yang akrab disapa Upi ini mengunggah lagi video berjudul “Makan” hasil kunjungan Pontianak dan “WeW” (Mei 2025) rekaman saat ia menyambangi Ternate. Hingga jeda 3 bulan dari yang terakhir, Upi kembali dengan yang terbaru “Suara” kolaborasi bareng Gavendri dengan tidak bertujuan mengkhususkan single ini sebagai peringatan 17 Agustus, ia hanya percaya momentum untuk beredar di hari kemerdekaan Indonesia.
Demi mencapai tujuan album, Upi menemui para produser musik di kota-kota pilihan secara langsung untuk bekerja sama di ruangan mereka bikin musik, baik rumah, indekos, maupun studio musik, yang mana metodenya bikin lagu untuk album ini dengan cara merespons apa yang sedang terjadi selama menuju atau berada di kota kunjungan.
Pembuatan lagu “Suara” terinspirasi dari perjalanan Upi ke Cianjur untuk menemui produser Eizy. Saat ia menuju kota ini bulan Maret 2025, demontrasi UU TNI sedang berlangsung.
“Pas gue sampe ke Cianjur, topik obrolannya pun itu. Jadi kayak semesta ngedrive gue untuk membicarakannya. Karena memang produser juga aware sama isu ini, begitu dia play musiknya gak tau kenapa gue kayak anjin* gue pengen ngomongin sesuatu tentang ini deh. Dan dia pun juga punya willing yang sama. Akhirnya kami coba merangkum peristiwa yang kita liat di tiga hari belakangan,” kata Upi kepada Pophariini hari Rabu (20/08).
Draft lagu yang tercipta bersama Eizy, Upi bawa pulang ke studio WestWew untuk dimasak bersama Muztang. Penulisan liriknya merupakan hasil ia berbincang dengan banyak orang random termasuk tukang ojek dan tukang gado-gado.
“Gue baru engeuh kalo kita tuh ada di satu fase, periode di mana generasi sekarang gak berani mimpi. Yang penting hari ini tuh aman dulu deh. Cicilan gue aman dulu. Gue ngobrol sama mereka di titik kayak anjin* menyedihkan banget ya. Kita bahkan gak berani berkhayal tahun depan mau ngelakuin ini, bulan depan mau ngelakuin ini karena fase hidup yang terlalu cepat. Tuntutan yang begitu banyak. Gue ngerasa kayak terprogram untuk kayak gini. Kayak kaki kita dikunci untuk jadi kayak gitu.”
Tuan Tigabelas bersama Eizy / Dok. Istimewa
Bagi Upi penyebab orang miskin itu bukan karena malas, namun kemiskinan terjadi akibat struktural benar adanya, “Gue pake POV yang personal banget. Orang yang hidup di kota besar di Indonesia realitasnya kebentuk sama apa sih. Begitu di verse 2 baru gue mulai lebarin, kalo temen-temen di pulau-pulau tuh kendalanya apa aja sih. Kehilangan lahan, masyarakat adat bentrok, hutannya hilang, bencana alam. Jadi akhirnya gue mencoba di lagu ini gue gak mau ini jadi gue banget, tapi gue pengen coba ngelebarin siapa pun yang denger bisa relate. Dan kapan pun isu sejenis terjadi, ini masih bisa relevan.”
Setelah Upi menjadi kolaborator Gavendri untuk single “The Party Is Over”, kini giliran Gavendri yang menyumbangkan suara di single “Suara”. Upi menceritakan proses rekamannya, “Gue duduk bareng sama dia di studio ngobrolin lagu ini. Kami sama-sama mewek gitu kayak, ‘Anjin*, udah lama lagi gue ga ngelakuin ini.’ Ngobrolin konsep lagu, temanya terus tiba-tiba ke negara, ke realitas hidup. Kita jadi mellow, sentimental. Gavendri nangis, gue juga netes, Muztang juga kayak gitu.”
Gavendri kolaborator Tuan Tigabelas di single Suara / Dok. Istimewa
Gavendri juga merasa senang banget ketika gantian diajak kolaborasi bareng Upi. Ia merasa dapat compliment karena penyanyi yang bisa diajak mengisi lagu harusnya banyak, lalu kenapa dirinya.
“Udah gitu tema lagu dia relate selalu sama gue. Apalagi yang ini ngomongin tentang suara. Kita sebagai orang Indonesia, yang kita punya cuma suara sekarang. Dan kita harus keluarin itu. Ditambah ini kolaborasi dengan Kelas Pagi dan Kontras. Royalti akan dikasih ke lembaga-lembaga aktivis. Gue kira, gue akan menyanyikan tulisannya dia. Ternyata dia membebaskan. Paling dia cuma request ini lebih gospel, waktu kasih referensi rapper luar. Cuma lirik, interpretasi, terus gaya nyanyi, itu gue dibebaskan sendiri. Walaupun pendek, ini berarti buat gue,” jelasnya.
Setelah bikin album pertama bersama bandnya Rebel Education Project, Upi mengawali karier solo dengan nama panggung Tuan Tigabelas lewat perilisan single “On My Mind” (2016). Sekarang ia sudah menghasilkan satu album penuh, sekian single lepasan yang mengatasnamakan dirinya maupun kolaborasi dengan musisi lain, dan proses album baru.
Ketika ditanya apa sebenarnya yang ia cari di musik, Upi menjawab musik adalah alasannya untuk tetap hidup, “Musik buat gue aktualisasi diri, playground gue, bilik pengakuan dosa gue. Tempat gue bisa jadi serapuh mungkin dari 8 miliar orang di dunia. Gue gak bisa ngomong, gue bisa ngobrol sama musik. Kayaknya alasan gue hidup di dunia memang ternyata untuk melakukan ini.”
Single “Suara” mengudara kala orang-orang sibuk melakukan upacara, lomba 17-an, atau hanya asyik menatap layar handphone untuk melihat peristiwa dunia. Kata merdeka bagi Upi adalah bisa melakukan, berpikir, bersuara apa pun tanpa koridor-koridor administratif yang njelimet.
“Merdeka harusnya, selama lo tidak merugikan orang lain dan melakukan apa yang lo suka, bicara tentang apa yang lo mau, berbuat sesuatu yang lo pengen. Itu buat gue merdeka. Tapi kalo lo mau melakukan sesuatu koridornya sudah terlalu banyak dan malah dirumitkan, ini merdekanya gue gak ngerti di mana,” tutup Upi.