Saat tubuh kekurangan darah atau kadar hemoglobin menurun, kamu mungkin akan merasa cepat lelah, mudah pusing, bahkan sulit berkonsentrasi. Kondisi ini bisa menjadi tanda bahwa tubuh kamu mengalami anemia. Salah satu cara alami untuk membantu mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengonsumsi makanan yang kaya zat besi dan nutrisi lain yang berperan penting dalam produksi sel darah merah.
Zat besi adalah komponen utama dalam pembentukan hemoglobin, yaitu protein dalam sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh. Selain zat besi, tubuh kamu juga memerlukan vitamin B12, folat, dan vitamin C agar penyerapan zat besi menjadi lebih optimal.
Mengapa Kamu Perlu Memahami Jenis Makanan Penambah Darah?
Pernahkah kamu merasa lemas, cepat lelah, atau sulit berkonsentrasi? Gejala-gejala tersebut bisa menjadi tanda bahwa tubuhmu kekurangan darah atau mengalami anemia. Kondisi ini terjadi ketika jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin dalam tubuh menurun, sehingga oksigen tidak dapat diedarkan secara optimal ke seluruh tubuh. Salah satu cara alami yang bisa kamu lakukan untuk mengatasinya adalah dengan mengonsumsi makanan penambah darah.
Memahami jenis makanan penambah darah sangat penting agar kamu bisa menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Tidak hanya bagi mereka yang telah didiagnosis anemia, tetapi juga untuk kamu yang ingin mencegah tubuh lemas dan tetap aktif dalam menjalani aktivitas harian.
Berikut ini adalah beberapa jenis makanan penambah darah yang bisa kamu masukkan dalam menu harianmu.
1. Daging Merah
(Berbagai makanan penambah darah. Foto. Dok. mali maeder/ Pexels)
Daging sapi, kambing, atau hati ayam mengandung zat besi heme yang sangat mudah diserap oleh tubuh. Jika kamu merasa tubuhmu mulai lemas atau terlihat pucat, menambahkan daging merah ke dalam pola makan bisa membantu meningkatkan kadar hemoglobin kamu secara alami.
2. Sayuran Hijau
Sayuran seperti bayam, kangkung, dan daun kelor merupakan sumber zat besi non-heme. Walau jenis zat besi ini penyerapannya tidak secepat zat besi heme, kamu tetap bisa mengandalkannya sebagai penambah darah, terutama jika kamu seorang vegetarian.
Agar zat besi dalam sayuran lebih mudah diserap, kamu bisa mengonsumsinya bersama makanan kaya vitamin C, seperti jeruk atau tomat.
3. Kacang-Kacangan dan Biji-Bijian
Kacang kedelai, kacang merah, lentil, serta biji labu atau biji bunga matahari mengandung zat besi, protein, dan folat yang mendukung produksi sel darah merah. Kamu bisa menjadikannya camilan sehat atau campuran dalam salad dan sup.
4. Telur
(Berbagai makanan penambah darah. Foto. Dok. Polina Tankilevitch/ Pexels)
Telur kaya akan zat besi dan vitamin B12. Konsumsi telur secara teratur, baik direbus maupun dijadikan menu sarapan, dapat membantu menjaga jumlah sel darah merah kamu tetap stabil.
5. Buah-Buahan Kaya Vitamin C
Jeruk, stroberi, kiwi, dan jambu biji tidak hanya menyegarkan, tetapi juga membantu penyerapan zat besi dari makanan lain. Kamu bisa mengonsumsi buah-buahan ini sebagai camilan atau tambahan dalam jus dan smoothie. Inilah salah satu makanan penambah darah.
6. Ikan dan Makanan Laut
Ikan seperti tuna, salmon, serta kerang dan tiram mengandung zat besi dan vitamin B12 yang tinggi. Mengonsumsi makanan laut secara rutin juga baik untuk mendukung metabolisme tubuh kamu secara keseluruhan.
7. Sereal dan Produk Gandum yang Diperkaya
(Berbagai makanan penambah darah. Foto. Dok. Lisa/ Pexels)
Beberapa produk sereal dan roti kini telah diperkaya dengan zat besi dan asam folat. Ini bisa menjadi solusi praktis bagi kamu yang sibuk namun tetap ingin menjaga kesehatan darah.
(Baca juga: Ketahui 7 Buah Penambah Darah)
Menjaga kadar darah dalam tubuh itu penting, apalagi jika kamu memiliki aktivitas padat setiap hari. Dengan mengonsumsi makanan penambah darah secara rutin, kamu bisa membantu tubuh tetap bertenaga dan sehat.
Jangan lupa untuk memadukan makanan kaya zat besi dengan asupan vitamin yang mendukung penyerapan nutrisinya. Jika kamu merasa gejala anemia tak kunjung membaik, segera konsultasikan kondisi kamu ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
(Penulis: Sania Zelikha)