Setelas merilis “Langkah Tanpaku” untuk menjadi official soundtrack film Labinak Agustus lalu, Raissa Anggiani akhirnya melepas album penuh pertama yang diberi judul Kepada, Yang Terhormat (18/09).
Lewat album ini, Raissa menghadirkan perjalanan emosional tentang cinta. Mulai dari fase penuh harapan, manisnya kasmaran, hingga saat harus menerima luka dan kehilangan. Bagi sang penyanyi, cinta bukan hanya soal kebahagiaan, melainkan ruang di mana tawa dan perih bisa berjalan beriringan.
“Meramu Kepada, Yang Terhormat adalah bentuk pendewasaan diri buatku. Bukan hanya dari lirik dan aransemen yang dieksplorasi, tetapi juga pemahamanku soal perasaan yang dalam bernama cinta,” ungkap Raissa dalam siaran pers.
Menariknya, perjalanan kreatif Raissa juga berjalan beriringan dengan proses akademik. Di tengah kesibukan menyelesaikan studi sarjana, ia banyak menemukan inspirasi yang akhirnya dituangkan ke dalam lagu. Salah satunya adalah “Ruang Hidup”, trek terakhir yang berfungsi sebagai penutup sekaligus penegasan tentang betapa berharganya kehidupan yang dirancang oleh Tuhan.
“Dua tahun ini, aku merasa ada kejenuhan dalam menjalani hidup, seperti ada pola yang berulang. Tapi di saat yang sama, aku juga merasa Tuhan memberikan ruang dan kesempatan. Dari perenungan itu, lahirlah ‘Ruang Hidup’,” kata Raissa.
Album ini diproduksi dengan melibatkan banyak nama, termasuk Risky Pristiono, Wil Mara, Arash Buana, Rendy Pandugo, dan Jerash Malibu. Hasilnya, setiap lagu memadukan ciri khas Raissa dengan sentuhan eksplorasi baru.
Dibuka dengan trek “Kepada”, narasi yang tertuang pada lagu mewakili antusiasme dan optimisme untuk memulai cinta. Bagian ini disambung oleh beberapa lagu bertema kasmaran yang sebelumnya sudah dikenal seperti “Jika Nanti”, “Gemercik Asmara”, dan “Satu Langkah”.
Sementara itu, trek “Yang Terhormat” yang hadir di pertengahan album menjadi jembatan menuju fase lain, kesadaran bahwa cinta juga punya masa. Dari titik ini, nuansa album bergerak ke arah lebih sendu lewat lagu-lagu seperti “Alur yang Buram”, “Apa Benar Ia yang Kau Cinta?”, “Kala Rindu”, hingga “Baik, Aku Mundur Pelan-Pelan”.
Album ditutup dengan “Ruang Hidup”, yang Raissa ciptakan dari perenungan pribadinya tentang perjalanan hidup dan kesempatan yang diberikan Tuhan.
Raissa juga menuturkan pengalaman khusus saat menulis “Telapak Tangan” dan “Alur yang Buram”. Bersama produser Ikay, ia terinspirasi musik era 80–90an dan banyak mendengarkan The Beatles dan Bilal Indrajaya.
“Salah satu momen yang gak aku lupa adalah saat menulis Telapak Tangan. Saat itu, aku dan Mas Ikay membangun aransemen dengan referensi musik 80-90an. Namun, masih ngerasa kok kayak beda sendiri? Akhirnya, lahir pula karya baru, Alur yang Buram. Saat menggubah dua lagu itu, aku sedang sering-seringnya dengar The Beatles dan Bilal Indrajaya,” ucap Raissa.
Secara keseluruhan, Kepada, Yang Terhormat bisa dibaca sebagai kumpulan surat-surat cinta. Tentang rasa yang tumbuh, goyah, gagal, namun tetap ingin utuh. Seperti yang digambarkan, Raissa adalah “pena merah” yang menari pelan, menuliskan kisah cinta dengan nada, merasakan patah, namun tetap memilih untuk tumbuh.
Saksikan video lirik dari lagu-lagu Yang, Terhormat via kanal YouTube Raissa Anggiani.
