Synchronize Fest sukses berlangsung tanggal 3-5 Oktober 2025 di Gambir Expo Kemayoran. Dari sekian panggung yang disuguhkan, kami di hari terakhir fokus kepada pertunjukan Riffmeister: The Legacy of Ricky Siahaan yang berlangsung di XYZ Stage. Momen tribute untuk personel Seringai, Ricky Siahaan yang berpulang bulan April lalu ini menampilkan band yang memiliki hubungan dekat dengan sang gitaris, seperti Amerta, Komunal, Stepforward, dan Burgerkill.
Sebelum menyaksikan langsung panggung Riffmeister: The Legacy of Ricky Siahaan, Pophariini sempat menyimak konferensi pers yang diadakan di ruang media. Di kesempatan ini, tiga personel Seringai, perwakilan band yang tampil, hingga Istri dari mendiang Ricky hadir di hadapan rekan-rekan media.
Konferensi pers Riffmeister: The Legacy of Ricky Siahaan / Dok. Geger
Khemod menjelaskan tentang bagaimana awalnya pertunjukan ini bisa terjadi. Ia mengaku inisiasi datang dari pihak Synchronize dalam sebuah meeting. Selesai membahas topik utama, pihak festival langsung memberikan penawaran untuk membuat penghormatan khusus di salah satu panggung Synchronize.
“Jadi benar-benar mereka yang menginisiasi, coba nanya menurut gue gimana. Terus mereka yang approach ke teman-teman semua,” jelas Khemod.
Drumer Seringai yang membuka usaha kuliner bernama Kongsi di wilayah Bintaro ini pun menambahkan pemilihan band-band yang tampil di Riffmeister rasanya tidak mengherankan.
“Udah jelas mereka ini yang punya kedekatan dengan kami dan almarhum. Lalu ada yang karyanya dikerjakan oleh almarhum juga. Jadi pemilihannya no brainer lah,” ujar Khemod.
Arian juga memberikan bocoran, saat ini Seringai sedang dalam tahap penyelesaian album yang tertunda.
“Seharusnya sebelum April tahun ini kami sudah rilis album. Seperti biasa, wacana, jadi mundur. Kami tur, kemudian Ricky meninggal di Tokyo. Ketika balik kami dengerin lagi sudah sampai mana, dan sekarang kami coba rekam,” tutur Arian.
Jill Van Diest selaku vokalis Stepforward juga punya ceritanya sendiri saat dapat ajakan terlibat dalam Riffmeister. Secara pribadi, ia sempat punya pikiran untuk menolak, namun setelah berdiskusi dengan rekan-rekannya, Jill yang juga dikenal sebagai penyiar radio ini akhirnya bersedia tampil di Syncronize Fest 2025.
“Ini kayaknya emang harus dilalui prosesnya, manggung tanpa Ricky. Kami dibantu malam hari ini oleh Roma (Sophiaan, gitaris Killed By Butterfly dan Fall). Kalau ditanya tentang kesulitan, biasanya ada Ricky, sekarang main untuk Ricky. Ya, mudah-mudahan malam ini kami bisa tampil dan bikin Lae bangga lah,” kata Jill.
Sekitar satu jam setelah konferensi pers, Riffmesiter dimulai dengan aksi Amerta yang membawakan dua lagu, “Beautiful Ivory” trek dari album mereka dan satu lagi cover lagu Beach House berjudul “Space Song” yang disebut sebagai lagu kesukaan Ricky.
Malam berlanjut dengan penampilan Komunal yang membawakan “Alkohol” dan “Marijuanaut” dengan dosis berat yang memabukkan, lanjut dibakar oleh semangat hardcore ala Stepforward.
Intensitas agak diturunkan saat Agung ‘Burgerkill’ naik panggung dan membawakan “Tiga Titik Hitam” secara akustik, membuat suasana tenang sesaat untuk para penonton mengambil napas. Puncak momen penghormatan ini ketika para personel lain menyusul dan memainkan lagu “Selamanya” dari Seringai. Penonton tak enggan langsung menghabiskan sisa energi mereka di dalam pit.
Sebenarnya ada beberapa pertunjukan lain yang ingin sekali kami saksikan, namun berbarengan dengan panggung ini. Salah satunya The Trees & The Wild yang kembali tampil untuk pertama kalinya di hadapan publik di District Stage.
Ingin rasanya punya kemampuan untuk membelah diri. Namun pilihan adalah pilihan, tak banyak yang bisa saya pribadi lakukan selain memantau penampilan TTATW via Instagram Story teman-teman yang menonton.
Untuk tau bagaimana kesan dari mereka yang menonton TTATW di Synchronize malam itu, kami mewawancarai salah satu penonton untuk memberikan kesannya.
“Gak nyangka kalau aku akhirnya bisa dengerin lagu kayak ‘Empati Tamako’ secara live. Waktu aku discover Trees, mereka udah gak aktif soalnya. Jadi hari ini senang banget,” ujar salah satu penonton yang kami wawancara malam itu.
Tak banyak yang bisa saya tulis tentang penampilan TTATW karena memang tidak hadir di sana. Namun saya punya harapan yang begitu besar bahwa penampilan di Synchronize Fest bisa jadi pemantik band ini kembali aktif di berbagai panggung, paling tidak untuk satu kali lagi.
Hari ketiga Synchronize Fest 2025 berlangsung lancar dan yang kami perhatikan di penyelenggaraan tahun ini adalah bagaimana pengunjung selama tiga hari tidak terlalu padat sehingga penonton bisa nyaman berpindah dari satu panggung ke panggung lainnya.
Akhir kata, selamat 10 tahun Synchronize Fest!