Menelusuri Akar Unhi Denpasar, Pelopor Kampus Hindu di Indonesia

Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar jadi perguruan tinggi Hindu swasta pertama di Indonesia. Akar sejarah tumbuhnya Unhi bermula dari semangat untuk melestarikan nilai-nilai Hindu dalam pendidikan tinggi. Unhi berdiri untuk menampung generasi muda Hindu yang haus akan ilmu dan makna dharma.

Pada awalnya, lembaga ini bernama Institut Hindu Dharma (IHD). Akan tetapi, pada 1993 IHD bertransformasi dan akhirnya diresmikan menjadi Universitas Hindu Indonesia.

Sejarah Universitas Hindu Indonesia

Pada awal dekade 1960-an, muncul keinginan di kalangan Majelis Agama Hindu untuk membangun pendidikan tinggi. Tujuannya agar para generasi muda dapat memperdalam pemahaman tentang dharma, yakni kebenaran universal yang menjadi inti ajaran Hindu.

Gagasan tersebut kemudian dituangkan dalam Piagam Campuhan Ubud. Piagam tersebut merupakan hasil dari pertemuan besar bertajuk Dharmacrama yang diselenggarakan di Campuhan, Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.

Yang menjadi pendorong dibangunnya perguruan tinggi Hindu ada pada bulir II. Butir II Piagam Campuhan Ubud tersebut berisi mandat pendirian Perguruan Tinggi Agama Hindu sebagai pusat pembelajaran dharma.

Cita-cita luhur itu akhirnya terwujud dua tahun kemudian, bertepatan dengan Purnama Kartika (Purnama Sasih ke-4) pada 3 Oktober 1963. Di hari itulah berdiri lembaga pendidikan tinggi yang diberi nama Maha Widya Bhawana atau lebih dikenal dengan Institut Hindu Dharma (IHD). IHD menjadi lembaga pendidikan tinggi Hindu pertama di Indonesia.

Pada awal berdirinya, IHD mengelola dua fakultas utama, yakni Fakultas Agama dan Kebudayaan serta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Biologi.

“Agama dan Kebudayaan merupakan dua aspek yang cukup penting untuk dilestarikan dan dikembangkan sehingga nantinya mampu menunjukkan peran sertanya dalam kancah pembangunan Nasional. Sementara dibukanya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, khususnya Jurusan Biologi dimaksudkan agar makna Kitab Usada (Ilmu Pengobatan Tradisional) semakin tergali dan dapat disebarluaskan di masyarakat,” katanya, dikutip dari laman resmi Unhi.

Perkembangan dan Perluasan IHD

Seiring meningkatnya minat masyarakat, IHD mulai memperluas jangkauan akademiknya. Fakultas-fakultas baru dibuka untuk menampung aspirasi umat Hindu yang ingin memperdalam pengetahuan di berbagai bidang. Hingga akhirnya, IHD memiliki empat fakultas utama, yakni Fakultas Ilmu Agama, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama, Fakultas Hukum Agama, serta Fakultas Sastra dan Filsafat Agama.

Melihat perkembangan ilmu pengetahuan dan beragam tantangan yang semakin kompleks, IHD akhirnya resmi bertransformasi menjadi Universitas Hindu Indonesia (Unhi) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 75/D/O/1993 tanggal 19 Mei 1993.

Transformasi ini juga sekaligus menjadi penanda perubahan visi dan misi. Unhi hadir sebagai universitas umum berbasis nilai-nilai Hindu, yang membuka ruang seluas-luasnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam bingkai dharma agama dan dharma negara.

Harmoni dalam Keberagaman

Meskipun berlandaskan Hindu, Unhi tidak menutup diri terhadap perbedaan. Universitas ini menerima mahasiswa dari luar Bali, bahkan dari agama lain. Dalam banyak kesempatan, dosen Unhi berkolaborasi dengan akademisi Islam, Kristen, dan Buddha untuk membangun wacana interreligius yang damai.

Fakultas di Unhi pun lebih beragam sekarang, mulai dari Fakultas Teknologi Informasi dan Sains; Fakultas Teknik; Fakultas Ekonomi, Bisnis & Pariwisata; Fakultas Kesehatan; Fakultas Ilmu Agama, Seni & Budaya; Fakultas Pendidikan; serta Fakultas Hukum.