1. News
  2. Berita
  3. Kabar Baik untuk Perempuan: Mammografi Kini Semakin Nyaman hingga Pengobatan Multidisiplin untuk Kanker

Kabar Baik untuk Perempuan: Mammografi Kini Semakin Nyaman hingga Pengobatan Multidisiplin untuk Kanker

kabar-baik-untuk-perempuan:-mammografi-kini-semakin-nyaman-hingga-pengobatan-multidisiplin-untuk-kanker
Kabar Baik untuk Perempuan: Mammografi Kini Semakin Nyaman hingga Pengobatan Multidisiplin untuk Kanker

Kabar Baik untuk Perempuan: Mammografi Kini Semakin Nyaman hingga Pengobatan Multidisiplin untuk Kanker


Setiap Oktober, dunia memperingati Bulan Peduli Kanker Payudara. Peringatan ini pun penting bagi masyarakat Indonesia. Sebab, di Indonesia, kanker payudara menjadi momok utama bagi perempuan.

Menurut data Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2022, setiap tahun terdapat 2,3 juta kasus baru kanker payudara di dunia dan 666 ribu kematian akibat penyakit ini. Di Indonesia, kasus baru mencapai 66.271 kasus pada 2022.

Lebih lanjut, tingkat insiden (age-standardised rate, ASR) untuk kanker payudara wanita di Indonesia adalah 41,8 per 100.000 wanita. Artinya, setiap 100.000 perempuan di Indonesia, sekitar 42 orang (tepatnya 41,8) didiagnosis kanker payudara setiap tahunnya sementara itu, tingkat kematian (ASR) untuk kanker payudara wanita di Indonesia mencapai 14,4 per 100.000 wanita

Meskipun angka tersebut masih kategori menengah ke tinggi; tanpa tindakan efektif dan serius, kanker di Indonesia diperkirakan melonjak hingga 70% pada 2050.

Kenapa Banyak Kanker Payudara di Indonesia?

Meskipun angka kanker payudara di Indonesia tidak setinggi negara tetangga, misalnya Malaysia, Jepang, dan Amerika Serikat, pernyakit ini tidak bisa dianggap remeh. Sebab, dalam banyak kasus, kerapkali wanita tidak mengetahui dirinya mengidap kanker sampai stadium lanjut.

dr. Agnes, Kepala Departemen Medical Check Up MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, menyebutkan bahwa kanker payudara sering terdeteksi secara tidak sengaja saat pemeriksaan kesehatan rutin.

“Bahkan banyak yang terdeteksi saat sudah stadium lanjut karena tidak ada gejala yang dirasakan pasien,” katanya.

Kondisi ini disebut bisa diminimalisasi melalui gerakan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri). Wanita bisa merasakan dan perlu waspada jika ditemukan benjolan. Benjolan pada payudara adalah ciri paling umum dari kanker.

Selain itu, ada pula prosedur pemeriksaan yang lebih canggih, yakni mammografi bagi perempuan berusia di atas 40 tahun. Prosedur ini menggunakan sinar-X dosis rendah untuk mendeteksi kelainan atau tanda-tanda kanker payudara sedini mungkin, bahkan sebelum muncul benjolan yang bisa dirasakan.

“Penemuan kanker payudara di stadium lanjut ini bisa dihindari andai saja pasien rutin melakukan SADARI atau pemeriksaan payudara sendiri secara rutin. Atau pasien melakukan mammografi setahun sekali setelah mencapai usia 40 tahun,” jelas dr. Agnes.

Mammografi: Cara Deteksi Kanker dengan Canggih

dr. Nina I.S.H. Supit, Sp.Rad PRP (K), Kepala Departemen Radiologi MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, menjelaskan bahwa mammografi merupakan gold standard dalam mendeteksi kanker payudara. Teknologi ini mampu melihat tumor sekecil 0,2 milimeter, bahkan sebelum terasa benjolan di permukaan kulit.

Teknik ini bahkan lebih canggih, dilengkapi dengan teknologi Mammomat B.brilliant, yang membuat prosedur lebih cepat, nyaman, dan akurat. Hanya membutuhkan waktu lima detik untuk memeriksa dengan tingkat radiasi rendah.

Meski demikian, teknologi ini belum segitu familiar bagi masyarakat. Masyarakat justru dihantui narasi keliru terkait prosedur ini. Selain itu, tidak semua fasilitas kesehatan dilengkapi dengan mammografi.

Menurut data Kementerian Kesehatan RI (2024), dari lebih dari 3.000 rumah sakit di Indonesia, hanya sekitar 200–300 yang memiliki alat mammografi. Alat mammografi paling banyak ada di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Denpasar. Sebab, harga alat cukup mahal, sekitar Rp2–4 miliar per unitnya.

“Tantangan dalam mammografi atau deteksi dini kanker payudara ini, selain akses terhadap mammografi yang masih terbatas, juga ada banyak sekali mitos yang masih dipercaya masyarakat. Misalnya mammografi itu sangat menyakitkan, mammografi bisa membuat kanker malah menyebar, dan sebagainya. Namun saat ini sudah ada solusi mammografi yang lebih nyaman dan singkat, tanpa mengorbankan kualitas gambar yaitu Mammomat B.brilliant di MRCCC,” jelas dr. Nina.

Sebagai alternatif untuk perempuan di bawah usia 40 tahun, USG payudara menjadi pilihan utama karena jaringan payudara lebih padat. Kombinasi USG dan mammografi membantu menemukan kanker pada tahap paling awal, saat peluang sembuh masih sangat tinggi.

Kemenkes pun menargetkan agar setiap rumah sakit provinsi memiliki mammografi dan memperluas akses SADARI serta SADANIS (pemeriksaan payudara klinis) di Puskesmas.

Pendekatan Multidisiplin untuk Pengobatan Kanker

Di dunia medis modern, pengobatan kanker payudara stadium lanjut kini tak hanya berfokus pada tumor, tetapi juga pada kualitas hidup pasien. Pendekatan baru ini disebut perawatan multidisiplin. Pengobatan ini menggabungkan keahlian berbagai bidang seperti onkologi, radiologi, bedah, psikologi, hingga gizi klinik.

“Pendekatan multidisiplin memungkinkan tim medis menyeimbangkan antara efektivitas terapi dan kenyamanan pasien, serta menyesuaikan terapi bila kondisi berubah,” jelas DR. dr. Andhika Rahman, SpPD-KHOM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Subspesialis Hematologi Onkologi Medik MRCCC Siloam Hospitals Semanggi.

Pendekatan ini memungkinkan pasien mendapatkan terapi yang disesuaikan dengan kondisi fisik dan mentalnya. Misalnya, terapi target dan imunoterapi yang menyesuaikan profil genetik sel kanker, atau radioterapi presisi tinggi untuk mengurangi efek samping.

Beberapa rumah sakit besar dunia, seperti MD Anderson Cancer Center (AS) dan Royal Marsden Hospital (Inggris), telah menggunakan sistem multidisiplin ini sebagai standar emas. Di Indonesia, MRCCC Siloam Hospitals Semanggi menjadi salah satu pelopor penerapannya.

Dengan kolaborasi lintas bidang dan kesadaran kolektif, pendekatan multidisiplin bisa menjadi kunci untuk menurunkan angka kematian akibat kanker payudara di Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

0
joy
Joy
0
cong_
Cong.
0
loved
Loved
0
surprised
Surprised
0
unliked
Unliked
0
mad
Mad
Kabar Baik untuk Perempuan: Mammografi Kini Semakin Nyaman hingga Pengobatan Multidisiplin untuk Kanker
Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Login

To enjoy KOMBI.ID privileges, log in or create an account now, and it's completely free!

Follow Us