1. News
  2. Berita
  3. Mendong, Tanaman Liar yang Disulap Jadi Kerajinan Serat Alam Bernilai Tinggi

Mendong, Tanaman Liar yang Disulap Jadi Kerajinan Serat Alam Bernilai Tinggi

mendong,-tanaman-liar-yang-disulap-jadi-kerajinan-serat-alam-bernilai-tinggi
Mendong, Tanaman Liar yang Disulap Jadi Kerajinan Serat Alam Bernilai Tinggi

Mendong, Tanaman Liar yang Disulap Jadi Kerajinan Serat Alam Bernilai Tinggi


Mendong (Fimbristylis globulosa) adalah salah satu jenis tanaman anggota suku Cyperaceae (suku teki-tekian) yang memiliki nilai ekonomi dan ekologis penting, terutama di Asia Tenggara. 

Tanaman ini dikenal dengan berbagai nama lokal di Indonesia, seperti Purun Tikus (Sumatera Selatan dan sebagian Riau), Purun Danau (Kalimantan), dan Rumput Kumpai. 

Nama “Purun Tikus” sendiri merujuk pada bentuk bunganya yang kecil dan terkumpul menyerupai ekor tikus. 

Tanaman ini sering ditemukan tumbuh liar di lahan-lahan basah, namun kini banyak dibudidayakan oleh masyarakat untuk diambil daunnya yang berserat kuat sebagai bahan baku utama berbagai kerajinan anyaman.

Klasifikasi Ilmiah

  • Kingdom: Plantae
  • Divisi: Tracheophyta
  • Kelas: Liliopsida
  • Ordo: Poales
  • Famili: Cyperaceae
  • Genus: Fimbristylis
  • Spesies: Fimbristylis globulosa

Sekilas Mirip Rumput Biasa

Sekilas mendong mirip dengan rumput pada umumnya, tetapi memiliki struktur yang lebih kokoh dan karakteristik yang khas. Seperti kebanyakan anggota Cyperaceae, Mendong memiliki sistem perakaran serabut yang tumbuh menyebar di dekat permukaan tanah. 

Akar-akar ini berfungsi untuk menyerap nutrisi dan menancapkan tumbuhan pada substrat yang lunak dan berair. Sistem perakaran ini juga berperan dalam menstabilkan tanah di daerah rawa, mengurangi erosi.

Batang mendong berbentuk segitiga (trigonous), yang merupakan ciri khas dari banyak tanaman dalam famili Cyperaceae. Batang ini tumbuh tegak, tidak bercabang, dan dapat mencapai ketinggian antara 50 hingga 150 cm. Batangnya berwarna hijau tua dan memiliki tekstur yang kasar.

Daun mendong merupakan daun tunggal yang tersusun secara spiral di pangkal batang. Bentuk daunnya memanjang (linier) dengan ujung yang meruncing. Daunnya tidak memiliki pelepah yang jelas dan tepinya rata.

Panjang daun bisa mencapai 20-50 cm. Bagian inilah yang memiliki serat kuat dan menjadi komponen utama yang dipanen untuk kerajinan anyaman.

Bunga mendong tersusun dalam malai yang kompleks di ujung batang. Bunganya berukuran sangat kecil dan terkumpul dalam bulir-bulir (spikelets) yang berbentuk bulat atau oval, berwarna coklat kekuningan ketika muda dan berubah menjadi coklat tua saat matang. 

Setiap bunga memiliki struktur yang khas Cyperaceae. Penyerbukan umumnya dibantu oleh angin (anemogami). Buahnya berbentuk buah kecil (achene) berwarna coklat pucat.

Hidup di Lingkungan Basah

Mendong (Fimbristylis globulosa) adalah tanaman yang sangat adaptif di lingkungan lahan basah. Habitat utamanya adalah daerah dengan genangan air yang bersifat musiman atau permanen. 

Tanaman ini banyak ditemukan di rawa-rawa air tawar, tepian danau, sawah yang tergenang, dan daerah riparian (tepi sungai). Ia tumbuh subur pada tanah yang lembap hingga tergenang air dengan kedalaman relatif dangkal.

Persebarannya cukup luas, meliputi kawasan tropis dan subtropis di Asia, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, India, hingga bagian selatan Tiongkok. Di Indonesia, pusat pertumbuhan dan budidaya Mendong banyak terdapat di Sumatera Selatan (seperti di Kabupaten Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir), Jambi, Riau, dan beberapa daerah di Kalimantan. 

Kemampuannya untuk tumbuh di lahan marginal yang kurang cocok untuk pertanian pangan menjadikannya tanaman yang memiliki prospek pengembangan yang baik.

Manfaat Ekonomi dan Ekologis Mendong

Tanaman Mendong memiliki peran ganda, baik sebagai penopang ekonomi masyarakat maupun sebagai komponen penting dalam ekosistem. Mendong bermanfaat dalam industri serat dan kerajinan. 

Daun Mendong yang telah dikeringkan memiliki serat yang kuat, lentur, dan tahan lama, sehingga sangat ideal untuk dianyam. Proses pengolahannya dimulai dengan pemanenan batang beserta daunnya. Kemudian, bahan tersebut dijemur hingga kering (kadar air tertentu) untuk meningkatkan kelenturan dan mencegah pembusukan. 

Setelah kering, daun dipisahkan dari batang dan kemudian di-“pintal” menjadi tali atau benang yang lebih kuat. Pengrajin kemudian menganyamnya menjadi berbagai produk, seperti tikar, tas, keranjang, topi, tempat tisu, dan berbagai produk dekoratif lainnya. Kerajinan anyaman Mendong atau Purun Tikus telah menjadi ciri khas dan sumber pendapatan bagi banyak masyarakat di daerah rawa.

Secara ekologis, tanaman Mendong berperan dalam konservasi lahan basah. Sistem perakarannya yang rapat membantu menstabilkan tanah dan mencegah erosi di tepian perairan. 

Vegetasi Mendong juga berfungsi sebagai habitat dan tempat berlindung bagi berbagai organisme akuatik dan semi-akuatik, seperti ikan kecil, serangga, dan burung air. Selain itu, seperti tanaman hijau lainnya, Mendong berperan dalam menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen.

Dalam skala yang lebih kecil, beberapa komunitas memanfaatkan Mendong sebagai bahan pembuatan atap rumah tradisional atau anyaman dinding. 

Potensinya sebagai tanaman fitoremediasi, yaitu tanaman yang dapat menyerap polutan dari air dan tanah, juga sedang diteliti, mengingat kemampuannya tumbuh di lingkungan air yang terkadang tercemar.

Mendong (Fimbristylis globulosa) adalah tanaman lahan basah yang serbaguna. Ciri morfologinya, seperti batang segitiga dan daun berserat panjang, membuatnya mudah dikenali. 

Perannya dalam menstabilkan ekosistem rawa ditambah dengan nilai ekonominya yang tinggi sebagai bahan baku kerajinan anyaman yang berkelanjutan, menjadikan Mendong sebagai sumber daya hayati yang penting untuk dilestarikan dan dikembangkan lebih lanjut.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

0
joy
Joy
0
cong_
Cong.
0
loved
Loved
0
surprised
Surprised
0
unliked
Unliked
0
mad
Mad
Mendong, Tanaman Liar yang Disulap Jadi Kerajinan Serat Alam Bernilai Tinggi
Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Login

To enjoy KOMBI.ID privileges, log in or create an account now, and it's completely free!

Follow Us