Caption foto : Mewariskan mata Air lebih Mulia daripada mewariskan air mata. (WARTAPALA INDONESIA / AJP).
WartapalaIndonesia.com, BALI – World Water Forum adalah forum internasional sektor air yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dunia. Event ini diadakan oleh World Water Council (WWC) atau Dewan Air Dunia.
Dengan kata lain, World Water Forum menjadi pertemuan internasional terbesar yang membahas tentang isu-isu air secara global. Khususnya membahas sekaligus merumuskan kebijakan tata kelola air dan sanitasi dunia.
Sekadar informasi, World Water Forum pertama kali digelar pada 1997. Saat itu Kota Marrakesh, Maroko, terpilih menjadi tuan rumah (host country) untuk pertama kalinya.
Setelah itu, World Water Forum terus berlangsung rutin setiap tiga tahun sekali, dan beberapa negara terpilih menjadi tuan rumah secara bergantian.
WWF ke 10 di Bali ini juga sebagai silaturrahmi penggiat peduli atas bumi seisinya. Kesempatan bersejarah ini menjadi moment “Nandur Tuk Memetri Tuk”. Untuk belajar bersama komunitas di seluruh Indonesia seperti Komunitas Peduli Sungai (KPS) dan lingkungan di konservasinya.
Team Nandur Tuk Memetri Tuk Cak Jie_Soerabaja (AJ. Purwanto) yang juga Domisili Surabaya bersama Ramon Yusuf Tungkal National Geographic dan #SAYAPILIHBUMI yang lahir di Surabaya juga adalah aktor Indonesia.
Ramon memulai kariernya di dunia hiburan dengan menjadi finalis dalam pemilihan MTV VJ Hunt pada tahun 2004.
Cak Jie menceritakan kegiatan Nandur Tuk Memetri Tuk yang telah berjalan dalam program menuju Paru-paru Yogyakarta, 5999 bibit konservasi jenis ficus telah ditanam di Gunung Kidul terutama di embung, waduk, telaga. Konsep 5M (menanam, menjaga, merawat, melestarikan, melindungi) disampaikan oleh Cak Jie.
Ramon dan Team National Geographic menyambutnya untuk sinergi berkolaborasi kegiatan dalam program “Mewariskan Mata Air lebih Mulia daripada Mewariskan Air Mata”.
“Dalam waktu dekat bisa berkunjung juga di Sleman Yogyakarta. Ke Sekretariat Nandur Tuk Memetri Tuk dan Sekolah Air Hujan Banyu Bening Sleman, Yogya,” ungkap Ramon.
Ada 2 kunci kehidupan yang pertama, manusia hidup butuh air. Tidak ada air tidak ada kehidupan. Bukan hanya manusia saja, apa yang dikonsumsi membutuhkan air misal (pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan).
Keua, manusia hidup membutuhkan oksigen. Semua yang hidup di bumi membutuhkan oksigen. Disinilah peran kita untuk menanam pohon, ungkap Sekretaris Nandur Tuk Memetri Tuk Kamaludin yang kerap disapa udin.
“Kita tidak dapat mengendalikan apa dan bagaimana sesuatu terjadi. Yang bisa kita kendalikan adalah bagaimana kita bereaksi terhadap apa yang terjadi,” ujar Pembina Nandur Tuk Memetri Tuk Taufik Hidayat.
Dalam kehidupan sehari-hari tentu ada momen di mana kehendak kita tidak selaras dengan kehendak semesta. Namun, sesuai dengan kajian filsafat stoisisme di atas, satu-satunya hal yang perlu menjadi fokus kita adalah mengendalikan aspek yang berada di bawah kontrol diri kita sendiri.
Dengan begitu, maka secara perlahan kita akan bisa menyeimbangkan kehendak kita dengan kehendak semesta. “Siapa lagi kalau bukan Kita”. (AJP)
Kontributor || Danang Arganata, WI 200050
Editor || Nindya Seva Kusmaningsih, WI 160009
Kirim tulisan Anda untuk diterbitkan di portal berita Pencinta Alam www.wartapalaindonesia.com || Ke alamat email redaksi Wartapala Indonesia di wartapala.redaksi@gmail.com || Informasi lebih lanjut : 081333550080 (WA)