Caption Foto: anak-anak bersama-sama membuat topi capil (WARTAPALAINDONESIA/Zaeni Mansyur)
Wartapalaindonesia.com – Saat masih duduk dibangku SMA Magelang, saya beberapa kali mendaki gunung Merbabu lewat Tekelan.
Sering bertemu petani dengan topi bundar ini.
Petani kaki gunung Merbabu menyukai topi ini.
Karena selain untuk melindungi kepala dari paparan matahari. Topi ini juga menjadi semacam bantalan kepala. Saat harus mengusung hasil panenan dari ladang ke rumah. “Nyunggi” istilah orang Jawa.
Dan sementara ini, saya menyimpulkan, ini topi persebarannya di daerah Kopeng, Grabag dan sekitarnya. Warga petani sisi barat laut kaki gunung Merbabu.
Bukan di daerah gunung Lawu, Sumbing, Semeru atau lainnya. Saya tidak menemukannya. Kecuali caping bambu, yang memang persebarannya ada dimana – mana.
Kecurigaan ini, akhirnya saya dapati kemarin. Saat membersamai anak Jogja Adventure Kids (JAK) pada kelas gunung, sesi kunjungan warga.
Warga Labaran selain bertani sayur mereka ‘nyambi’ menganyam mendong. Bahan baku mendong di dapat dari pasar Pakis. Karena memang dusun Labaran tidak bercocok tanam Mendong.
Kami bertemu dengan Ibu Juminten (48 tahun). Beliau temurun mewarisi kemampuan menganyam dari kedua orang tuanya. Mbah putri Rasiyem dan mbah kakung Dulatif. Keduanya sudah almarhum.
Ketekunan Mbah Dulatif untuk membuat karya tangan ini, diantaranya adalah capil (topi bundar) dan tas cangking epokan atau klentingan.
“Yang dijual simbah di pasar Kopeng. Dijual masih dengan harga 1 sen dan limanggelo,” kenang Bu Juminten.
Selain memproduksi Capil Mendong. Warga Labaran, bisa membuat berbagai macam wadah pot, cup lampu, keranjang laundry, hiasan dinding dan sebagainya. Bahkan sudah ekspor ke luar negeri.
Ini adalah contoh ilmu yang bertemu dengan amal sholeh. Ilmu & amal jariyah yang ditekuni mbah Dulatif (almarhum), yang diwarisi anak cucunya, hingga kini. Membuka jalan rezeki bagi keluarga dan tetangga sekitar.
Kebaikan – kebaikan ada pada beliau almarhum dan keluarga. (zm)
Kontributor || Zaeni Mansyur
Kirim tulisan Anda untuk diterbitkan di portal berita Pencinta Alam www.wartapalaindonesia.com || Ke alamat email redaksi Wartapala Indonesia di wartapala.redaksi@gmail.com || Informasi lebih lanjut : 081333550080 (WA)
