Caption foto : Sebagian peserta Sarasehan Pendaki Gunung. Sarasehan ini bertepatan dengan peringatan Hari Gunung Internasional. (WARTAPALA INDONESIA / Ratdita Anggabumi T)
WartapalaIndonesia.com, MAROS – Sarasehan Pendaki Gunung yang bertepatan dengan peringatan Hari Gunung Internasional, digelar di Bija Coffee Space, pada Senin (11/12).
Acara itu dihadiri oleh perwakilan dari beberapa lembaga yang punya kepedulian tentang gunung di sekitar kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Ketua Panitia Nasional Gladian Nasional Pecinta Alam ke XV Sulawesi Selatan, Halim Bakaring yang biasa dipanggil Alim, sebagai salah satu narasumber pada acara tersebut mengatakan, “Pelaksanaan Gladian Nasional Pecinta Alam se-Indonesia siap digelar pada 2024 mendatang. Sebagai penanggung jawab, kami percayakan kegiatan ini dilaksanakan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan”.
Dengan diadakan event Nasional Gladian Pecinta Alam se-Indonesia ke XIV di Kabupaten Maros lanjut Halim, tentunya akan menjadi momentum dan sejarah baru bagi Sulawesi Selatan.
“Kami juga sangat mengapresiasi support dan dukungan Bapak Bupati Maros atas kesediaannya menjadikan Kabupaten Maros sebagai lokasi Pelaksanaan Gladnas ke XV,” tambah Halim.
Di hadapan puluhan pecinta alam se-kabupaten Maros, lebih jauh Alim sebagai mandataris menyampaikan,”Sulawesi Selatan telah mendapatkan kehormatan menjadi tuan rumah untuk kedua kalinya sejak pernah digelar pada tahun 1974 pada Gladian Nasional Pecinta Alam yang ke IV di Ujung Pandang”.
Menilik sejarah bahwa Pada tahun 1970, Wanadri mengadakan latihan bersama, yang disebut sebagai Gladian Wanadri atau Gladian Pertama. Yang kemudian selanjutnya pada medio Desember 1970 dilakukan Gladian ke II yang dihadiri oleh peserta dari pulau Jawa dan Bali.
Dua belas butir embrio Kode Etik Pecinta Alam Indonesia dirumuskan pada Gladian Nasional ke II Pecinta Alam Indonesia di Batu Malang, Jawa Timur.
Pada Desember 1972, pembahasan Kode Etik Pecinta Alam Indonesia dilanjutkan di Gladian NasionaI Pecinta Alam Indonesia yang ke III di Carita Banten. Namun tidak tuntas dan tidak menghasilkan.
Sebagai kelanjutan, embrio Kode Etik Pecinta Alam hasil Gladian Nasional Pecinta Alam ke II di Coban Rondo Malang di revisi dan disempurnakan pada kegiatan Jambore Pecinta Alam I se-Jakarta Raya yang diadakan oleh Pecinta Alam Jakarta. Dalam kesempatan ini Kode Etik disempurnakan menjadi 7 butir, untuk selanjutnya digelar dan dipaparkan dalam Gladian Nasional yang ke IV, di Pulau Kayangan Ujung Pandang.
Pada acara yang dihadiri oleh organisasi dan perhimpunan pecinta alam se-Indonesia, Kode Etik Pecinta Alam se-Indonesia dibacakan, disahkan dan dikukuhkan oleh para peserta yang hadir, dengan harapan menjadi nilai-nilai yang terus diperjuangkan oleh pecinta alam. Kode Etik Pecinta Alam tahun 1974 telah menjadi pedoman etik pecinta alam di Indonesia sampai saat ini. Karenanya adalah suatu kebanggaan bagi Sulawesi Selatan untuk kembali menjadi tuan rumah pada tahun 2024 mendatang”, kata Alim.
Selain sebagai Forum Temu Nasional Pecinta Alam se-Indonesia, pelaksanaan Gladian Nasional ke XV juga akan dirangkaikan dengan berbagai program kegiatan yang diharapkan bahwa kegiatan Gladian Nasional Pecinta Alam tersebut bukan hanya menggugurkan tugas, namun bagaimana cara kegiatan tersebut dapat berkelanjutan dan berdampak positif bagi masyarakat sekitar.
“Saat ini kami sedang merampungkan Struktur Panitia Lokal dan Juknis Kegiatan. Beberapa item kegiatan nantinya juga akan dilaksanakan selain agenda pokok antara lain; UMKM Expo Produk Lokal, Gladian Nasional Award, Kejurnas Lomba Kebut Gunung, Pelatihan Pemandu Wisata, Launching (Desa Wisata, Desa Adat, Desa Pramuka, Desa Bahari, Sekolah Panjat Tebing) dan berbagai kegiatan lainnya.” Ungkap Arif Pratama selaku panitia lokal.
“Dengan ungkapan terima kasih kepada seluruh teman – teman Maros tanpa kecuali dan terkhusus buat Bapak H.A.S Chaidir Syam, S.IP, M.H selaku Bupati Maros atas apresiasinya kami ucapkan banyak terima kasih dimana kegiatan kepencintalaman hanya segelintir saja yg bersedia untuk melakukan dan mau melakukan dan semoga Maros dapat menjadi contoh yang baik bahwa tidak semua pemangku kebijakan itu tidak support pecinta alam,” tutur Halim. (RAT)
Kontributor || Ratdita Anggabumi T, WI 190039
Editor || Ahyar Stone, WI 21021 AB
Kirim tulisan Anda untuk diterbitkan di portal berita Pencinta Alam www.wartapalaindonesia.com || Ke alamat email redaksi Wartapala Indonesia di wartapala.redaksi@gmail.com || Informasi lebih lanjut : 081333550080 (WA)